BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sebaimana pendidikan
umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun didunia ini terdapat masyarakat,
dan disana pula terdapat pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala
yang umum dalam setiap kehidupan
masyarakat.Namun, waktu dan keadaan demikian disekolah-sekolah kita
sekarang telah dan sedang berlalu dendan cepat.
Berhubungan dengan itu,
sangat penting dibicarakan dalam rangka administrasi pendidikan ini tentang
peranan dan tanggung jawab guru didalam organisasi dan administrasi sekolah.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa
pentingnya partisipasi guru dalam administrasi pendidikan.
2. Aa
arti demokrasi dalam administrasi sekolah
3. Apa-apa
saja kesempatan untuk berpartisipasi ?
4. Bagaimana
orientasi bagi guru-guru baru
5. Bagaimana
kode etik guru.
C. Tujuan
Penulisan
Untuk memenuhi tugas mata kulyah administrasi dan
supervisi pendidikan, selain itu untuk mengetahui pentingnyapartisipasi
gurudalam administrasi pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
GURU
DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Pada
umumnya guru diangkat berdasarkan syarat-syarat, seperti umur, ijazah,
kesehatan, kelakuan baik, tidak cacat, dan sebainya.Kedudukanya adalah sebagai
pembantu sekolah, tugasnya dalam administrasi pendidikan adalah sebagai
pembantu,yaitu melaksanakan administrasi pendidikan agar tercapainya tujuan
pendidikan yang sebenarnya.
1. Pentingnya Partisipasi Guru dalam
Administrasi Pendidikan
Yang
dimaksud partisipasi guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
adalah ikut sertanya guru dalam keaktipan menyiapkan situasi lingkungan
pendidikan.
Kewajiban
para guru sebagai bawahan hanya mengikuti dan mentaatinya,tidak untuk
memikirkan, mengapa putusan-putusan dan instruksi-instruksi itu perlu. Sesudah
indonesia merdeka, sistem pendidikan sekolah-sekolah bersifat nasional dan
demokratis.Untuk mencapai tujuan ini, diperlikan administrasi dan pengawasan
yang demokratis pula, dan sekolah-sekolah harus benar-benar hidup dan tumbuh
diatas dasar-dasar filsafat negara, yaitu pancasila.
Untuk
itu pula partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat pingting dan
menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya di tafsirkan sebagai
kesempatan-kesempatan kepada para guru
dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat
diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Banyak
usaha pembaharuan telah dijalankan, seperti dalam bentuk dan isi kurikulum,
cara-cara atau metode-metode mengajar yang baik dan efisien, adanya pembinaan
dan penyuluhan, kegiatan-kegiatan eksrakulikuler,dan sebagainya.Tetapi, semua
itu tidak hanya mendatangkan hasil yang sedikit sekali, kadang-kadang tidak
kelihatan sama sekali hasinya. Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya
konsertavisme dan sifat-sifat tradisional didalam peraktek kehidupan pendidikan
yang sangat kuat.
2. Arti Demokrasi dalam Administrasi
Sekolah
Penerapan
Demokrasi dalam Administrasi sekolah hendakya diartikan bahwa Administrasi
sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan itu tujuan
–tujuan dan cara-cara untuk mencapainya dikembangkan dan dijalankan.
Kegiatan-kegiatan
kepemimpinan ini meliputi :
a. Kegiatan
mengorganisasi personal dan material
b. Merencanakan
program / kegiatan-kegiatan
c. Membangun
semangat guru dan inisiatif perseorangan / kelompok kearah tercapainya
tujuan-tujuan
d. Menilai
hasil-hasil dari rencana-rencana, prosedur-prosedur, serta pelaksanaanya oleh perseorangan
dan kelompok.
Apabila administrasi
dipandang sebagai proses bekerja dengan orang-orang dan mengkoordinasi
usaha-usaha mereka kedalam keseluruhan yang bekerja efisien dan produktif, maka
jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat dipusatkan pada hanya satu orang saja.
Namun tanggung jawab harus disalurkan secara luas diantara semua orang yang
mengambil bagian dalam program sekolah.
Disamping itu, hendaklah dipahami bahwa untuk
menanamkan sifat dan kehidupan yang demokratis pada murid-murid, tidak cukup
hanya dengan ceramah-ceramah atau kata-kata saja. Perkembangan tingkah laku
yang demokratis pada anak didik pada asasnya u pada hubungan anak didik dengan
guru dan pada sifat dari pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari yang
disediakan oleh sekolah.
Adapun tingakah laku
yang demokratis yang seharusnya dimiliki oleh guru adalah :
1. Menghormati
keprribadian orang seorang
2.
Memperhatikan hak kebebasan oarang lain
3.
Kerja sama dengan orang lain
4.
Menggunakan kecakapan-kecakapan mereka
untuk memajukan kesehjateraan umum dan kemajuan sosial
5. Lebih
menghargai pengggunaan kecerdasan secara
efektif dalam memecahkan masalah-masalah dari pada mengunakan kekerasan emosi,
dll.
3.
Beberapa
Kesempatan Berpatisipasi
Ada
bemacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikut sertakan guru-guru
dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti :
a.
Mengembangkan filsapat pendidikan
Pendidikan adalah ilmu,
seni,tehnik, dan juga filsapat, menjadi satu. Filsapat pendidikan adalah
menerapkan filsapat pada penelitian masalah-masalah pendidikan, filsapat
pendidikan akan berkembang terus pada orang-orang yang hidup ditengah-tengah
murid, senantiasa berubah dan bertambah.
b.
Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
Biasanya penyusunan
kurikulum serta perubahan dan penyesuaianya dilakukan pada tingkat kanwil
dengan bantuan para ahli dalam mata pelajaran khusus.
c.
Merencanakan program supervisi
Dengan supervisi
dimaksudkan kegiatan-kegiatan pengawasan yang langsung ditujukan untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar didalam kelas.
d.
Merencanakan kebijakan-kebijakan
kepegawaian
Adapun
kebijakan-kebijakan kepegawaian yang memerlukan ikut sertanya guru-guru dalam
perencanaanya, tentu saja harus melalui permusyawaratan perwakilan.
e.
Kesempatan-kesempatan berpatisipasi
lainya :
·
Menyelidiki buku-buku sumber bagi guru
dan buku pelajaran bagi murid
·
Merencanakan dan merumuskan
tujuan-tujuan
·
Menetukan dan menyusun tata tertib
sekolah
·
Menetukan syarat-syarat kenaikan kelas
dan lain-lain.
Dibawah pimpinan demokratis darin guru
dituntut partisipasi yang luas dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah
seluruhnya. Jadi, tidak hanya terbaras pada pengajaran dan penyelenggaraan
pendidikan dikelas. Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan seperti dalam
bentuk isi dan kurikulum, metode-metode mengajar, bimbingan dan penyuluhan,
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya, Hal ini disebabkan abntara
lain oleh adanya konservatisme sekolah dan kurang diikutsertakanya guru-guru
dalam usaha-usaha pembaharuan pendidikan.
4.
Orientasi
bagi guru-guru baru
a.
Arti dan perlunya orientasi
Orientasi adalah suatu kesempatan yang
diberikan kepada seorang pegawai atas guru yang baru mulai bekerja, untuk
mengadakan observasi dan berpartisipasi langsung dengan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan tugasnya sebagai guru disekolah itu, agar dalam waktu yang
relatif singkat ia dapat segera mengenal dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan tempat ia bekerja.
b. Tujuan
Orientasi
Tujuan Orientasi yang
terutama adalah membawa guru baru untuk dapat segera mengenal situasi dan
kondisi serta kehidupan sekolah pada umumnya, agar selanjutnya dapat mendorong
dan memberi motivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
Elsbree
dan Reutter mengemukakan bahwa tujuan orientasi yang terutama adalah memberikan
perhatian kepada guru baru dan mendorong mereka agar memiliki kualitas mengajar
yang tinggi.
c. Kegiatan-kegiatan
Orientasi
1. Bantuan
mendapat perumaghan/tempat tinggal yang sesuai
2. Mengenalkan
guru baru kepada sistem dan tujuan sekolah
3. Mengenalkan
guru baru kepada kondisi dan situasi masyarakat lingkingan sekolah
4. Membantu
guru baru dalam perkenalan dan penyesuaianyaterhadap personel sekolah
5. Membantu
guru baru dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan kecakapan-kecakapan
mengajarnya
6. Membangkitkan
sikap-sikap dan minat profesional
7. Menyediakan
kesempatan untuk bertukar ide-ide
5. Kode Etik Guru
Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi,peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Persatuan
guru republik indonesia menyadari bahwapendidikan adalah merupakan suatu bidang
pengabdian terhadap tuhan yang maha esa, pada umumnya dan guru indonesia yang
berjiwa pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
merasa turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi
kemerdekaan indonesia 17 Agustus 1945, maka guru indonesia terpanggil untuk
menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut
:
Ø Guru
membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia seutuhnya
Ø Guru
memiliki kejujuran profesional dealam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
Ø Guru
mengadakan komonikasi terutamadalam memperoleh informasi tentang anak didik,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
Ø Guru
menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
murid sebaik-baiknya
Ø Guru
memelihara hubungan baik dengan masyarakat
Ø Guru
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
kualitas profesi
Ø Guru
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru
Ø Guru
melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru dan administrasi pendidikan
pada umumnya guru diangkat berdasarkan syarat-syarat, seperti umur, ijazah,
kesehatan, kelakuan baik, dan tidak cacat.pada masa-masa lampau, tugas dan
kewajiban guru pada umumnya hanyalah mengajar, artinya menyampaikan pelajaran
dari buku kepada murid, memberi tugas dan memeriksanya.
Sesudah indonesia
merdeka, sistem pendidikan disekolah-sekolah bersifat nasional dan
demokratis.Untuk mencapai tujuan ini diperlukan administrasi dan pengawasan
yang demokratis pula, dan sekolah-sekolah harus benar-benar hidup dan tumbuh
diatas dasar-dasar filsadfat negara,yaitu pancasila.
Ada bermacam-macam
kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikutsertakan guru-guru dalam
kegiatan-kegiatan sekolah yaitu :
ü Mengembangkan
filsafat pendidikan
ü Memperbaiki
dan menyesuaikan kurikulum
ü Merencanakan
program supervisi
ü Merecanakan
kebijakan-kebijakan kepegawaian
ü kesempatan-kesempatan
berpartisifasi lainya
B. SARAN
Demikiankah makalah ini penulis
selesaikan dengan batas waktu yang telah ditentukan.Penulis menyadari dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kepada dosen dan rekan-rakan mahasiswa, agar bisa
memberikan saran dan kritikan yang konstruktif demi perbaikan makalah ini
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin,
Yusak.1998. Administrasi Pendidikan.
Bandung : CV. Pustaka Setia
Purwanto,
Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Mansyur,Agus
salim. 2009. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia
Azhar,Lalu
muhamad. 1994. Supervisi klinis. Surabaya : Usaha Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar