Senin, 14 Mei 2012


                                                     BAB I
   PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Sebaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun didunia ini terdapat masyarakat, dan disana pula terdapat pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan  masyarakat.Namun, waktu dan keadaan demikian disekolah-sekolah kita sekarang telah dan sedang berlalu dendan cepat.
Berhubungan dengan itu, sangat penting dibicarakan dalam rangka administrasi pendidikan ini tentang peranan dan tanggung jawab guru didalam organisasi dan administrasi sekolah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa pentingnya partisipasi guru dalam administrasi pendidikan.
2.      Aa arti demokrasi dalam administrasi sekolah
3.      Apa-apa saja kesempatan untuk berpartisipasi ?
4.      Bagaimana orientasi bagi guru-guru baru
5.      Bagaimana kode etik guru.

C.     Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas mata kulyah administrasi dan supervisi pendidikan, selain itu untuk mengetahui pentingnyapartisipasi gurudalam administrasi pendidikan.
         BAB II
  PEMBAHASAN
    GURU DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Pada umumnya guru diangkat berdasarkan syarat-syarat, seperti umur, ijazah, kesehatan, kelakuan baik, tidak cacat, dan sebainya.Kedudukanya adalah sebagai pembantu sekolah, tugasnya dalam administrasi pendidikan adalah sebagai pembantu,yaitu melaksanakan administrasi pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan yang sebenarnya.
1.     Pentingnya Partisipasi Guru dalam Administrasi Pendidikan
Yang dimaksud partisipasi guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran adalah ikut sertanya guru dalam keaktipan menyiapkan situasi lingkungan pendidikan.
Kewajiban para guru sebagai bawahan hanya mengikuti dan mentaatinya,tidak untuk memikirkan, mengapa putusan-putusan dan instruksi-instruksi itu perlu. Sesudah indonesia merdeka, sistem pendidikan sekolah-sekolah bersifat nasional dan demokratis.Untuk mencapai tujuan ini, diperlikan administrasi dan pengawasan yang demokratis pula, dan sekolah-sekolah harus benar-benar hidup dan tumbuh diatas dasar-dasar filsafat negara, yaitu pancasila.
Untuk itu pula partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat pingting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya di tafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada  para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan, seperti dalam bentuk dan isi kurikulum, cara-cara atau metode-metode mengajar yang baik dan efisien, adanya pembinaan dan penyuluhan, kegiatan-kegiatan eksrakulikuler,dan sebagainya.Tetapi, semua itu tidak hanya mendatangkan hasil yang sedikit sekali, kadang-kadang tidak kelihatan sama sekali hasinya. Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya konsertavisme dan sifat-sifat tradisional didalam peraktek kehidupan pendidikan yang sangat kuat.


2.     Arti Demokrasi dalam Administrasi Sekolah
Penerapan Demokrasi dalam Administrasi sekolah hendakya diartikan bahwa Administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan itu tujuan –tujuan dan cara-cara untuk mencapainya dikembangkan dan dijalankan.
Kegiatan-kegiatan kepemimpinan ini meliputi :
a.       Kegiatan mengorganisasi  personal dan material
b.      Merencanakan program / kegiatan-kegiatan
c.       Membangun semangat guru dan inisiatif perseorangan / kelompok kearah tercapainya tujuan-tujuan
d.      Menilai hasil-hasil dari rencana-rencana, prosedur-prosedur, serta pelaksanaanya oleh perseorangan dan kelompok.
Apabila administrasi dipandang sebagai proses bekerja dengan orang-orang dan mengkoordinasi usaha-usaha mereka kedalam keseluruhan yang bekerja efisien dan produktif, maka jelas bahwa tanggung jawab tidak dapat dipusatkan pada hanya satu orang saja. Namun tanggung jawab harus disalurkan secara luas diantara semua orang yang mengambil bagian dalam program sekolah.
 Disamping itu, hendaklah dipahami bahwa untuk menanamkan sifat dan kehidupan yang demokratis pada murid-murid, tidak cukup hanya dengan ceramah-ceramah atau kata-kata saja. Perkembangan tingkah laku yang demokratis pada anak didik pada asasnya u pada hubungan anak didik dengan guru dan pada sifat dari pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari yang disediakan oleh sekolah.
Adapun tingakah laku yang demokratis yang seharusnya dimiliki oleh guru adalah :
1.      Menghormati keprribadian orang seorang
2.      Memperhatikan hak kebebasan oarang lain
3.      Kerja sama dengan orang lain
4.      Menggunakan kecakapan-kecakapan mereka untuk memajukan kesehjateraan umum dan kemajuan sosial
5.      Lebih menghargai pengggunaan kecerdasan  secara efektif dalam memecahkan masalah-masalah dari pada mengunakan kekerasan emosi, dll.

3.      Beberapa Kesempatan Berpatisipasi
Ada bemacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikut sertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti :
a.       Mengembangkan filsapat pendidikan
Pendidikan adalah ilmu, seni,tehnik, dan juga filsapat, menjadi satu. Filsapat pendidikan adalah menerapkan filsapat pada penelitian masalah-masalah pendidikan, filsapat pendidikan akan berkembang terus pada orang-orang yang hidup ditengah-tengah murid, senantiasa berubah dan bertambah.
b.      Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
Biasanya penyusunan kurikulum serta perubahan dan penyesuaianya dilakukan pada tingkat kanwil dengan bantuan para ahli dalam mata pelajaran khusus. 
c.       Merencanakan program supervisi
Dengan supervisi dimaksudkan kegiatan-kegiatan pengawasan yang langsung ditujukan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar didalam kelas.
d.      Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian
Adapun kebijakan-kebijakan kepegawaian yang memerlukan ikut sertanya guru-guru dalam perencanaanya, tentu saja harus melalui permusyawaratan perwakilan.
e.       Kesempatan-kesempatan berpatisipasi lainya :
·           Menyelidiki buku-buku sumber bagi guru dan buku pelajaran bagi murid
·         Merencanakan dan merumuskan tujuan-tujuan
·         Menetukan dan menyusun tata tertib sekolah
·         Menetukan syarat-syarat kenaikan kelas dan lain-lain.
Dibawah pimpinan demokratis darin guru dituntut partisipasi yang luas dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah seluruhnya. Jadi, tidak hanya terbaras pada pengajaran dan penyelenggaraan pendidikan dikelas. Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan seperti dalam bentuk isi dan kurikulum, metode-metode mengajar, bimbingan dan penyuluhan, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya, Hal ini disebabkan abntara lain oleh adanya konservatisme sekolah dan kurang diikutsertakanya guru-guru dalam usaha-usaha pembaharuan pendidikan.
4.      Orientasi bagi guru-guru baru
a.       Arti dan perlunya orientasi
 Orientasi adalah suatu kesempatan yang diberikan kepada seorang pegawai atas guru yang baru mulai bekerja, untuk mengadakan observasi dan berpartisipasi langsung dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai guru disekolah itu, agar dalam waktu yang relatif singkat ia dapat segera mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia bekerja.
b.      Tujuan Orientasi
Tujuan Orientasi yang terutama adalah membawa guru baru untuk dapat segera mengenal situasi dan kondisi serta kehidupan sekolah pada umumnya, agar selanjutnya dapat mendorong dan memberi motivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
Elsbree dan Reutter mengemukakan bahwa tujuan orientasi yang terutama adalah memberikan perhatian kepada guru baru dan mendorong mereka agar memiliki kualitas mengajar yang tinggi.
c.       Kegiatan-kegiatan Orientasi
1.      Bantuan mendapat perumaghan/tempat tinggal yang sesuai
2.      Mengenalkan guru baru kepada sistem dan tujuan sekolah
3.      Mengenalkan guru baru kepada kondisi dan situasi masyarakat lingkingan sekolah
4.      Membantu guru baru dalam perkenalan dan penyesuaianyaterhadap personel sekolah
5.      Membantu guru baru dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan kecakapan-kecakapan mengajarnya
6.      Membangkitkan sikap-sikap dan minat profesional
7.      Menyediakan kesempatan untuk bertukar ide-ide

5.      Kode Etik Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi,peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Persatuan guru republik indonesia menyadari bahwapendidikan adalah merupakan suatu bidang pengabdian terhadap tuhan yang maha esa, pada umumnya dan guru indonesia yang berjiwa pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945  merasa turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi kemerdekaan indonesia 17 Agustus 1945, maka guru indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedomani dasar-dasar sebagai berikut :
Ø  Guru membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia seutuhnya
Ø  Guru memiliki kejujuran profesional dealam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing
Ø  Guru mengadakan komonikasi terutamadalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan
Ø  Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya
Ø  Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat
Ø  Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas profesi
Ø  Guru menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru
Ø  Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.















       BAB  III
                                          PENUTUP     
A.    Kesimpulan
Guru dan administrasi pendidikan pada umumnya guru diangkat berdasarkan syarat-syarat, seperti umur, ijazah, kesehatan, kelakuan baik, dan tidak cacat.pada masa-masa lampau, tugas dan kewajiban guru pada umumnya hanyalah mengajar, artinya menyampaikan pelajaran dari buku kepada murid, memberi tugas dan memeriksanya.
Sesudah indonesia merdeka, sistem pendidikan disekolah-sekolah bersifat nasional dan demokratis.Untuk mencapai tujuan ini diperlukan administrasi dan pengawasan yang demokratis pula, dan sekolah-sekolah harus benar-benar hidup dan tumbuh diatas dasar-dasar filsadfat negara,yaitu pancasila.
Ada bermacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah yaitu :
ü  Mengembangkan filsafat pendidikan
ü  Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
ü  Merencanakan program supervisi
ü  Merecanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian
ü  kesempatan-kesempatan berpartisifasi lainya
B.     SARAN
Demikiankah makalah ini penulis selesaikan dengan batas waktu yang telah ditentukan.Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kepada dosen dan rekan-rakan mahasiswa, agar bisa memberikan saran dan kritikan yang konstruktif demi perbaikan makalah ini mendatang.

     DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Yusak.1998.  Administrasi Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mansyur,Agus salim. 2009. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia
Azhar,Lalu muhamad. 1994. Supervisi klinis. Surabaya : Usaha Nasional
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar