Selasa, 22 Mei 2012


MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KENDARI
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup dan berkembang secara optimal. Tumbuhan lamun adalah tumbuhan air yang sudah sepenuhnya dapat beradaptasi di perairan laut atau air asin yang bersalinitas tinggi dan merupakan tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.
Secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
Namun ekosistem padang lamun ini sangat rentan terjadi kerusakan sebagai akibat aktivitas manusia di daratan yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak berdasakan sustainable development. Perubahan-perubahan yang terjadi ini tentunya dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur fungsional maupun dalam keseimbangannya. Mengingat bahwa ekosistem padang lamun memiliki peranan dan fungsi ekologis sangat penting maka perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan melindunginya serta pengelolahan sumberdaya lamun yang berwawasan linkungan (sustainable development).

1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui bahwa pentingnya ekosistem padang lamun untuk dilindungi serta merencanakan upaya pengelolahan ekosistem padang lamun agar terhindar dari kerusakan sedangkan manfaat yang diperoleh dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai ekosistem padang lamun.












BAB II
PEMBAHASAN
Ekosistem padang lamun memberikan banyak manfaat bagi mahluk hidup. Dengan demikian, sudah seharusnya kita mempertahankan areal-areal padang lamun, termasuk tumbuhan dan hewannya, karena hal sangat penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Namun, di masa sekarang ini telah banyak kita mendapatkan dan melihat daerah-daerah yang sudah tidak lagi ditumbuhi lamun atau lamunnya sudah berkurang, hal ini disebabkan oleh, tekanan penduduk semakin meningkat, dan sebagian penduduk yang tidak mengetahui banyak fungsi-fungsi ekologis lamun itu sendiri.
2.1. Penyebab Rusaknya Padang Lamun
Kerusakan yang terjadi pada padang lamun dapat disebabkan oleh Perubahan fungsi pantai untuk pelabuhan atau dermaga, eutrofikasi(Blooming mikro alga dapat menutupi lamun dalam memperoleh sinar matahari). aquakultur (pembabatan dari hutan mangrove untuk tambak), Water polution (logam berat dan minyak). serta over fishing (pengambilan ikan yang berlebihandan cara penangkapannya yang merusak. Selain itu juga limbah pertanian, industri, dan rumah tangga yang dibuang ke laut, pengerukan lumpur, lalu lintas perahu yang padat, dan lain-lain kegiatan manusia dapat mempengaruhi kerusak lamun.



2.2. Pertimbangan dan Pedoman Yang Harus Dilakukan Di Wilayah Pesisir
Pengolahan suatu wilayah harus dilihat secara menyeluruh karena antara wilayah-wilayah yang berbatasan akan saling mempengaruhi satu sama lain dan membentuk satu kesatuan ekologi seperti aktivitas yang dilakukan di wilayah pesisir harus mempertimbangkan dan memasukkan pedoman-pedoman sebagai berikut :
a. Pengerukan dan penimbunan harus dihindari pada lokasi yang didominasi padang lamun. Pada lokasi kegiatan yang berdekatan dengan padang lamun sebaiknya dijaga agar tidak terjadi pengaliran endapan ke dalam daerah lamun, misalnya dengan pemasangan penghalang Lumpur, atau strategi pengerukan yang menjamin adanya mekanisme sirkulasi air dan arus pasut yang dapat membawa endapan menjauhi padang lamun.
b. Pembanguan di wilayah pesisir (seperti pelabuhan, dermaga/jetty) yang merubah
arus sirkulasi arus, harus didesain sedemikian rupa agar dapat meminimalisir erosi
dan penumpukan endapa di sekitar lamun. Struktur desain harus didasarkan
pada keadaan spesifik setempat.
c. Prosedur pembuangan limbah cair (limbah industri, air panas, garam, air buangan
kapal, dan limpasan) harus diperbaharui dan dimodifikasi sesuai kebutuhan, untuk
mencegah limbah merusak daerah lamun.
d. Penangkapan ikan dengan trawl dan lainnya yang merusak padang lamun harus
dimodifikasi untuk meminimalkan pengaruh buruknya selama operasi
penangkapan.
e. Tindakan pencegahan dari pencemaran akibat tumpahan minyak harus dilakukan,
misalnya dengan melaksanakan pengukuran monitoring dan rencana
penanggulangannya.
f. Inventarisasi, identifikasi, dan pemetaan sumbedaya padang lamun sebelum
berbagai proyek dan aktivitas dilakukan di daerah lamun (Saru, 2004).


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
Dengan mengetahui peranan dan fungsi ekosistem padang lamun sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk menjaga dan melindungi ekosistem padang lamun serta melakukan pengelolahan padang lamun yang bijaksana,berwawasan lingkungan.






DAFTAR PUSTAKA
Saru, 2004. Pengelolaan Terpadu Pembangunan Dan Ekosistem Wilayah Pesisir. Sekolah Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor
Anonim, 2010. Pengolahan dan Rehabilitasi Sumberdaya dalam http://mediaswaraindonesia.blogspot.com/2010/08/pengelolaan-dan-rehabilitasi-sumberdaya.html. diakses,18 - 12 - 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar